Pages

Rabu, 16 November 2011

Menjadi "Band-Aid"

Satu kesalahan yang sering dilakukan seorang pecinta ketika jatuh cinta ialah membiarkan tatapan mata dan hatinya terjerat hanya pada satu fokus dari realitas abstrak kekasih yang dipujanya; 

Dan dari kesalahan itu, evaluasi cinta berkobar dan berkoar: 
lihatlah diri manusia itu, baik laki-laki atau perempuan, sebagai suatu keseluruhan yang utuh,
bagaikan rumah yang ingin engkau beli; jika engkau melihatnya indah, jangan engkau terfokus pada keindahan rumah itu sendiri. Lihatlah apakah disisinya ada sebuah kuburan? Jika tidak ada, mungkin rumah indah itu sendiri berdiri di atas kuburan...

Lihatlah manusia yang engkau cinta secara keseluruhan; sebagai makhluk sosial yang dibentuk oleh berbagai peristiwa sejarah; keluarga, agama, budaya, norma, pengalaman cinta, dan pandangan hidup.Mencintai sang kekasih bukan berarti mengubah semua yang telah menjadi identitas dari dirinya, melainkan mencari titik temu atau peleburan diri dari dua entitas yang terpisah - tidak mudah...

Kebanyakan para pecinta ingin merubah kekasihnya menjadi orang yang dikehendaki oleh dirinya, atau sebaliknya; merubah dirinya agar dicintai oleh kekasihnya; ini menanggalkan keunikan suatu esensi diri yang berakibat pada suatu konsekuensi disparity: rasakan dan saksikanlah pahitnya perpisahan yang akan datang cepat atau lambat di masa yang akan datang...

Mari sekarang kita beranalogi tentang mencinta pada pandangan pertama;
Setiap pecinta selalu mempunyai luka yang kadang-kadang masih terbuka, basah dan menganga,
Seorang yang asing dan diburu ingin bercinta cenderung tidak ingin melihat luka dan ingin segera dicinta kekasih yang dipujanya - ia tak tertarik dengan sejarah yang dimiliki oleh kekasihnya;

ia hanya tertarik pada apa yang diharapkan dapat dibangun oleh dirinya bersama kekasihnya; 
idealisme semu dan harapan utopia; membangun istana kehidupan, menyebrangi samudera yang luas, dan menjelajahi hutan yang buas!

Kekasih yang terluka membutuhkan obat untuk menyembuhkan lukanya,
Jika lukanya masih basah dan getih masih tampak mengucur, ia berharap ada sebuah perban atau band-aid untuk menutupi luka yang sedang diobatinya,

Kekasih yang patah hati selalu dihantui oleh kesedihan dan kesendirian; ia membutuhkan kawan bermain,
sebersit tampak seperti kebersamaan, tapi sadarkah engkau yang menemani sang kekasih yang patah hati, bahwa sebenarnya engkau hanya sekedar "perban" atau "band-aid" bagi dirinya? 
engkau dibutuhkan ketika dirinya terluka tapi akan dibuang ketika lukanya sudah mengering...

engkau mungkin merasa istimewa karena rela bertahan dan berkorban demi yang dicinta,
tapi akankah yang dicinta memberikanmu keistimewaan yang sama atau hanya menggunakanmu sekedar sebagai obat penghapus lara?

Dan engkau yang menjadikan para pecinta sebuah "perban" atau "band-aid", kapankah engkau menyadari bahwa mereka para pecinta mempunyai hati dan jiwa selayaknya manusia? yang mempunyai impian dan cita-cita, yang lahir dan besar karena berbagai proses cinta - apakah engkau akhiri mereka dengan menjadikan mereka sebuah benda konkrit yang akan dibuang ketika masanya datang?

jangan lupa bahwa setiap "getih" yang engkau kucurkan meninggalkan jejak pada sang "perban", mari hentikan semua kebiasaan manfaat dan memanfaatkan ini sebelum roda dunia terus menerus menjadi saling membenci dan mendendam,

karena memanfaatkan cinta bukanlah peleburan seorang diri menuju sahaja, melainkan penghancuran dunia beserta isinya, yang dilakukan perlahan-lahan melalui penghancuran diri satu persatu tanpa kesadaran atau dengan penuh kesadaraan, menanam benih ketidakpercayaan dan menambah luka... membakar amarah dan menuai derita...

ia menghantarkan diri pada apa yang disebut dengan pesimis cinta, dan apabila terjadi secara masif, ia mampu menghentikan laju roda sejarah dunia... terhenti bagaikan waktu tanpa gerak jarum jam, dan mati bagaikan ruang tanpa iluminasi...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar